Beberapa Kontroversi Dalam Industri Game
Akhir-akhir ini, tidak terlalu berlebih rasanya bila ngomong industri games mobile semakin maju daripada konsol. Masalahnya di dunia games, ada banyak judul baru yang dapat pemain coba sehari-harinya. Tetapi, hal itu malah membuat basis ini dilanda permasalahan.
Ada beberapa pro-kontra yang muncul dari beberapa perusahaan games. Beberapa dapat bikin rugi beberapa pemain sebagai customer dan menggeret beberapa developer games yang dapat rugi.
Berikut beberapa pro-kontra yang pernah terjadi dalam industri games :
Super Smash Bros Dan Predator Seksual
Awalnya Mula Narasi: Diawali pada Troy “Puppeh” Wells membagi narasi di mana dia pernah merasakan hubungan seks dengan Cinnamon “Cinnpie” Dunson saat dia berumur 14 tahun dan Cinnpie berumur 24 tahun. Menurut pernyataan Puppeh, Cinnpie yang mengawali, lakukan grooming, dan penghinaan padanya tetapi baru sekarang ini ia berani mengekspresikannya.
Baca Juga : Deretan Game Yang Sulit Di Mengerti Untuk Pemain Baru
Pucuk Pro-kontra: Selang beberapa saat, bermacam pemain pro dan figur di komune Smash Bros tiba-tiba ditemui dengan “cancel culture” sama dan didakwa lakukan penghinaan seksual dan lakukan jalinan dengan beberapa anak di bawah usia. Nairo, ZeRo dan Joey Cuellar yang disebut founder dari EVO didakwa sebagai terdakwa. Joey Cuellar ditberhentikan sebagai CEO EVO, Nairo dan ZeRo dikunci account Twitch sesudah pro-kontra ini, dan beberapa pemain yang lain putuskan diam dari media sosial selesai pro-kontra terjadi.
The Last of Us 2 Vs Komunitas Gamer
Sesudah games dipublikasikan alami penangguhan, beberapa minggu selanjutnya sebuah bocoran spoiler menyebar di internet. Spoiler ini tunjukkan siapakah yang akan mati dan bagaimana alur cerita berjalan, sebagian besar detail penting dari The Last of Us 2 dibocorkan oleh sang leaker.
Pucuk Pro-kontra: Gamer melihat alur cerita dari TLOU 2 begitu “woke” dan sarat dengan elemen diversitas yang dipaksanya. Tidak itu saja, membunuh watak favorite dan gantikan tempatnya dengan figur baru yang dipandang begitu “dianak emaskan” membuat gamer emosi pada Naughty Dog terutamanya Neil Druckmann.
Walau dengan tanggapan gamer itu, games memperoleh ulasan yang paling positif yang di mata beberapa gamer yang tidak suka sebagai “ulasan bayaran”. Games banjir ulasan negatif di Metacritic sampai capai angka yang paling rendah. Sangking parahnya “ulasan bombing” yang terjadi, Metacritic harus turun tangan dan meniadakan beberapa ribu ulasan.
Sampai saat ini, komune gamer tetap tidak ingin terima sekuel ini sampai capai titik di mana mereka protes ke setiap organizer yang memberi games ini penghargaan.
Ubisoft dan “Karakter Wanita Yang Tidak Laku”
Awalnya Mula Narasi: Ubisoft disampaikan punyai lingkungan kerja yang toxic terutamanya ke pegawai wanita. Beberapa atasan didakwa lakukan penghinaan seksual ke pegawai wanita, Ubisoft terus menentang rumor itu, tetapi laporan akan kasus itu semakin bertambah sehari-harinya.
Pucuk Pro-kontra: Sexism di kantor Ubisoft capai titik di mana atasan menampik gagasan untuk jadikan protagonis di Assassin’s Creed adalah wanita. Assassin’s Creed Odyssey semestinya cuman punyai Kassandra sebagai protagonis tetapi atasan di Ubisoft menampiknya dan memaksakan team untuk bikin counterpart lelaki karena dia percaya jika “watak wanita tidak akan laris”.
Tidak cuman di Odyssey, kasus sama terjadi di Origins dan Syndicate. Tetapi team penulis atau developer yang lain tidak bisa lakukan apa saja kecuali dari mengikut perintah mereka yang punyai pangkat semakin tinggi darinya. Claim akan kasus ini sudah diverifikasi oleh beberapa bekas pegawai Ubisoft.